APTRI demo istana untuk petani makmur

Sumber : elshinta.com
Demo yang akan digelar 288 di istana murni aspirasi petani dan menyanggah pernyataan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Abdul Wachid. “Kami tidak hanya menuntut harga gula saja selain stop impor dan impor tahun 2016 kemarin terlalu banyak dan tahun 2017 perlu stop impor,” kata Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Drs. H. Soemitro Samadikoen.
Dikatakan Soemitro apa yang dilakukan petani tebu ke Jakarta tuntutannya “Tidak hanya masalah harga gula saja, juga menuntut stop gula impor, pemasaran gula putih eks impor dengan dalih operasi pasar dan lain-lain agar dihentikan sampai berhentinya berhentinya musim giling bulan Desember, kami produksi sementara gula mereka memasarkan dengan dalih operasi pasar”.
Lebih lanjut Soemitro menjelaskan dari rencana aksi itu ada tuntutan redemen harus dinaikan dengan memperbaiki pabrik gula atau mendirikan pabrik gula baru agar tercapainya redemen yang siknifikan agar ada peningkatan produksivitas, dari revitalisasi itu agar redemen selamat menjadi gula semuanya serta kwalitas gula.
Mekanisme itu ujar Soemitro diharapkan ke belakang tidak lagi ditemukan gula seperti pernyataan menteri Perdagangan dibawah standard akibat adanya pabrik tidak bagus.
Soal tuntutan PPN diuraiakan Soemitro, PPN semenjak bertemu menteri keuangan tanggal 26 Juli sudah jelas bahwa PPN bebas. “Namun petani menuntut segera dikeluarkan PPN secara formal kepastian hukum pernyataan itu,” katanya.
Tuntutan lainnya adalah Harga Eceran Tertinggi (HET) harus dicabut karena selama ini dianggap adanya pembatasan. “Negara ini produk gula produk petani jangan dibatasi jika ada pembatas harus pemerintah membeli gula petani dengan harga yang layak”. Kata Soemitro seperti dilaporkan Kontributor elshinta, Efendi Murdiono.
Demo akan dilakukan tangan 28 Agustus benar-benar keluar dari hati petani itu ditegaskan oleh salah orang petani asal desa Sidomukti kabupaten Jember Jawa Timur Solehudin. “Suruh ke Desa Sidomukti, ini lagi menawar angkutan elf ke Jakarta mau disopir sendiri. Ini betul-betul petani tebu kecil petani yang besar tidak ada respon tidak mau membantu,” tegas Solehuddin.
“Prinsip kami tidak harus kaya untuk berjuang melawan ke dholiman,” kata petani tebu dan genjer itu.
Leave a Reply